Ngalap Berkah Kangjeng Sunan Kudus 35 Pria Rela Tinggalkan Pekerjaan Selama 4 Hari Demi Buat Luwur

Tentang Kami50 Dilihat

KUDUS || Jatenggayengnews.com– Tradisi Buka Luwur atau sebutan kain putih penutup makam Kangjeng Sunan Kudus pada Kamis (3/7/2025) memasuki tahap pembuatan. Pasalnya Luwur sudah dilepas pada Jum’at (27/6) atau bertepatan pada tanggal 1 Muharram 1447 Hijriyyah.

Ada 35 perewang yang ngalap berkah dari Kangjeng Sunan Kudus, puluhan pria tersebut rela meninggalkan pekerjaannya selama empat hari untuk ikut serta dalam tradisi pembuatan luwur.

Pembuatan luwur baru dijadwalkan berlangsung selama empat hari. Tradisi tahunan yang sarat makna spiritual ini dimulai sejak tanggal 2-5 Juli 2025 atau tanggal 6-9 Suro dalam penanggalan Jawa.

Koordinator Luwur Makam Sunan Kudus, Fachal Anami Farodis, mengatakan, bahwa pembuatan luwur tidak sekadar aktivitas rutin, namun merupakan bentuk pengabdian dan warisan budaya yang dijaga turun-temurun oleh masyarakat sekitar.
“Mulai tanggal 6 sampai 9 Muharram, kami membuat berbagai macam luwur untuk Makam Mbah Sunan Kudus. Ada unthuk banyu, kompol, wiru, langitan, sampai melati. Total ada 35 perewang yang terlibat dalam proses ini,” katanya.

BACA JUGA  TMMD adalah Wujud Kemanunggalan dan peran TNI dalam pembangunan Daerah

Proses pembuat luwur makam Kangjeng Sunan Kudus
Lebih lanjut Fachal menambahkan, bahwa para perewang datang dari berbagai latar belakang. Tetapi sebagian besar adalah pedagang. Menariknya, tak satu pun dari mereka menerima bayaran. Mereka justru rela meninggalkan pekerjaannya selama empat hari penuh demi mengikuti proses pembuatan luwur.

“Tidak ada syarat khusus, yang penting mau meluangkan waktu empat hari dan tidak bekerja di luar selama itu. Kebanyakan dari mereka ikhlas karena ingin ngalap barokah dari Mbah Sunan Kudus,” imbuh Fachal.
Para pembuat luwur mengutamakan berwudhu terlebih dahulu sebelum memulai pembuatan luwur, meskipun hal tesebut tidak menjadi sebuah keharusan.

BACA JUGA  Aksi Mulia Brigpol Ardy Teguh, Berbagi Sembako dan Seragam untuk Anak Berkebutuhan Khusus

“Kebanyakan para perewang sudah lama ikut serta membantu pembuatan luwur, bahkan ada yang sudah turun temurun dari orang tuanya,” ujarnya.

Aktivitas pembuatan luwur dimulai sejak pukul 07.30 WIB hingga 15.00 WIB. Meski tanpa imbalan finansial, para perewang tetap semangat. Bagi mereka, berkah dari Kangjeng Sunan Kudus jauh lebih berharga. Harapan mereka sederhana, usaha lancar, dagangan laris, dan kesehatan bagi keluarga.

Dia menambahkan ada satu sosok paling senior dalam tradisi ini yakni, Pak Nor Khanis. Beliau mungkin usianya sudah 70 tahun dan telah ikut membuat luwur sejak remaja. Tradisi ini bahkan telah dilakoni keluarganya secara turun-temurun sejak zaman kakeknya.
“Mungkin beliau sudah lebih dari 50 tahun ikut membantu membuat luwur Makam Sunan Kudus,” terang Fachal.

BACA JUGA  Surat Edaran Pembelajaran Ramadhan 2025 Terbit! Ini Jadwal Liburnya

Soal bahan, tuturnya, untuk saat ini belum bisa dipastikan menghabiskan berapa kain mori. Tetapi di tahun lalu ada sekira 34 pcs. Masing-masing per pcsnnya itu sepanjang 45 meter.

Fachal menyebut, para perewang pembuat luwur sudah berpengalaman. Jadi keahlian mereka tidak diragukan lagi. Jika ada orang baru maka akan kami dampingi.

“Para perewang pembuat luwur, rata-rata mereka sudah mahir dan erampil,” pungkasnya.

(Elm@n)