Gadis Desa Pelosok Pegunungan Kendeng Rembang Gapai Asa di Tengah Keterbatasan

Tentang Kami149 Dilihat

Semarang || jatenggayengnews.com, 24 Mei 2025 – Di tengah riuhnya perayaan Wisuda ke-96 Program Sarjana UIN Walisongo Semarang, satu nama mencuri perhatian: Siti Sri Susanti. Mahasiswi asal Dukuh Ngelo, Desa Tegaldowo, Kabupaten Rembang ini dinobatkan sebagai wisudawati terbaik dari Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Prestasi gemilang itu diraihnya pada prosesi yang digelar Sabtu (24/5) di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo.

Lahir dari keluarga petani sederhana, Suji dan Sutiyen, Susanti tumbuh dalam suasana yang sarat nilai kerja keras dan keteguhan. “Bapak dan ibu saya bukan orang berada, tapi mereka selalu memberi saya semangat tanpa henti. Mereka adalah inspirasi terbesar dalam hidup saya,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Perjalanan akademiknya bukan tanpa rintangan. Berasal dari daerah pelosok Pegunungan Kendeng, medan yang menantang dan akses terbatas tak menyurutkan langkahnya untuk terus belajar dan berprestasi. Dengan tekad kuat, Susanti menorehkan prestasi akademik yang membanggakan, sekaligus aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, seperti makrab angkatan dan program beasiswa prestasi dari PT Semen Gresik.

BACA JUGA  CFD Pati Kian Semarak, Bupati Rancang Ekspansi ke Juwana

“Dari kegiatan di luar kelas, saya belajar banyak. Bertemu orang-orang hebat, memperluas wawasan, dan belajar percaya pada kemampuan diri sendiri,” ujar mahasiswi yang juga gemar bersepeda ini.

Baginya, keberhasilan bukanlah hadiah instan, melainkan buah dari proses panjang dan kesungguhan. “Saya percaya, tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Setiap langkah kecil yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh, pasti akan memberi hasil besar suatu hari nanti,” ujarnya penuh keyakinan.

BACA JUGA  BPM Kalbar Desak Polisi Segera Tangkap Cukong dan Pembacking Oli Palsu

Di hadapan para wisudawan dan dosen, Susanti menyampaikan rasa terima kasihnya yang tulus kepada para pendidik PGMI. “Terima kasih kepada seluruh dosen atas bimbingan dan ketulusan yang telah diberikan. Saya tidak akan sampai di titik ini tanpa arahan dan doa dari Bapak dan Ibu,” ucapnya.

Tak lupa, ia memberikan semangat kepada teman-temannya agar tetap teguh mengejar mimpi, apa pun kondisi yang dihadapi. “Bisa atau tidak bisa, yang penting berusaha. Jangan pernah menyerah.”

Kisah Siti Sri Susanti menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk menggapai mimpi. Dari desa terpencil di lereng Pegunungan Kendeng, ia membuktikan bahwa semangat, tekad, dan kerja keras mampu membuka jalan menuju prestasi dan kebanggaan.(Aji)